Startup atau Corporate: Mana yang lebih baik untuk Karir Anda?


Beberapa tahun belakang ini, Indonesia dikejutkan dengan banyaknya perusahaan startup yang bermunculan. Baik perusahaan yang dibangun oleh anak muda ataupun perusahaan yang di kembangkan oleh mentor kawakan. Startup adalah perusahaan dibidang teknologi yang mempunyai pasar dan konsumen unique. Biasanya startup hanya dihuni oleh beberapa orang benar-benar “addict” dan mempunyai daya juang yang tinggi, karena hidup mati perusahaan bergantung pada mereka.

Indonesia juga dihuni banyak perusahaan kelas dunia dimana yang mampu memberikan salary besar dan tunjangan yang membuat nyaman. Disamping itu perusahaan besar mempunyai jenjang karir yang pasti. Kelebihan-kelebihan inilah yang membuat perusahaan besar dilirik oleh para pencari kerja.

Berbicara mengenai jenjang karir, kali ini saya akan berbagi pengalaman mengenai bekerja di korporat dan startup, yang kesemuanya pernah saya coba. Berikut pemaparannya.

Apakah Anda termasuk orang yang aktif atau lebih senang menunggu pekerjaan?

Perbedaan mencolok antara perusahaan dengan startup adalah jam kerja, dimana jam kerja yang disiplin dan teratur selalu diutamakan oleh perusahaan namun kebebasan jam kerja yang fleksibel adalah poin menarik y ang ditawarkan startup.



Ketika saya bekerja di startup, saya memiliki banyak peran: menjadwal pekerjaan sendiri, bertemu langsung dengan klien dan terlibat pembicaraan, beriteraksi langsung dengan CEO, dan ikut mengembangkan perusahaan saat masih kecil. Pengalaman seperti ini jarang saya dapatkan, terutama bertemu dengan pempimpin perusahaan lain yang sudah lebih dulu berkembang. Startup mendorong pendiri dan kolega untuk bergerak cepat serta efisien agar nafas perusahaan dapat terus tersambung.
Bandingkan dengan;
Ketika saya mengabdi ke korporat, saya banyak belajar mengenai standar bekerja, audit dari pemerintah atau lembaga audit profesional, dan resiko-resiko yang harus ditanggung jika tidak disiplin. Bekerja diperusahaan sangat bagus karena bisa fokus mengerjakan tugas tanpa diganggu oleh orang lain karena semua bekerja sesuai dengan posisi masing-masing.

Diatas adalah penjabaran kelebihan Startup dan perusahaan. Tidak ketinggalan saya akan menjabarkan kekurangan bekerja di kedua pilihan tersebut.

Startup, seperti yang saya sebutkan diawal tadi, menawarkan fleksibillitas dalam berbagai hal. Namun bekerja di startup harus hati-hati karena sedikit saja Anda salah bisa memengaruhi kemajuan usaha. Startup belum memiliki jaminan untuk karyawan karena bersifat kecil.
Bandingkan dengan;
Perusahaan besar menghindari kontak karyawan kecil dengan pemimpin utama. Ide-ide brilian karyawan bawah terutama yang baru bergabung kadang sering disalah pahami dengan teguran untuk menyesuaikan dengan kebudayaan perusahaan. Selain itu tidak mudah mencapai posisi puncak dalam perusahaan karena banyak level-level yang harus dicapai.
Jadi, mana yang Anda pilih?

Selain dari pertimbangan diatas, saya masih memiiki beberapa poin yang bisa menjadi pilihan ketika Anda (masih) merasa bimbang. Antara lain;

Kemampuan apakah yang Anda miliki untuk mencapai tujuan Anda?
Tren saat ini di Indonesia adalah sekolah setinggi-tingginya karena ada mainset bahwa dengan mengenyam bangku pendidikan setinggi-tingginya Anda akan mudah mendapat pekerjaan. Namun apakah pekerjaan yang didapat merepresentasikan siapa diri Anda dan jurusan yang Anda ambil sebelumnya?
Ataukah inti dari menimba ilmu ketika di perguruan tinggi hanya menjadi “kedok” untuk mendapat penghasilan tinggi tanpa skill yang berarti? Bukti yang nyata ketika bekerja di sebuah startup adalah kemampuan yang Anda miliki menjadi modal dasar untuk mengembangkan perusahaan rintisan. Beda halnya ketika bekerja diperusahaan besar, banyak mentor yang akan membantu Anda menyesuaikan diri dalam budaya perusahaan yang sudah dibangun.
Saya perjelas lagi.
“Startup hidup mati. Perusahaan penyesuaian diri.”

Last but not least..

Setiap perusahaan dan model usaha pasti memiliki 2 sisi yang bertolak belakang namun dibalik semua itu ada keuntungan. Startup sebagai rintisan usaha memiliki keluwesan dalam hal waktu, pakaian kerja dan tempat untuk mencurahkan kreativitas. Dibalik itu nasib startup juga ditentukan oleh kelihaian dan kemampuan punggawa yang berada di dalamnya, maka wajar jika startup addict sering memforsir diri ketika bekerja.
Perusahaan besar telah melewati masa jatuh bangun dalam memulai usaha. Hal yang patut dipahami mengapa tim di dalam perusahaan tidak segarang tim yang ada d startup. Perlu di ingat perusahaan besar menawarkan kemapanan dan penyesuaian diri yang lebih “lembut” untuk karyawan yang baru bergabung, ditambah lagi dengan tunjangan dan jaminan kesehatan. Semua ini adalah usaha dilakukan untuk membuat karyawan betah dan mamu mencetak ide baru yang bisa menambah nilai perusahaan itu sendiri.

Saya kira banyak pembahasan tentang kedua jenis usaha ini, namun yang pasti adalah setiap pilihan punya kelebihan tersendiri. Jika Anda suka tantangan pilih startup tapi jika Anda suka dengan kenyamanan bisa memilih perusahaan besar.


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »